Jaringan kabel laut serat optik dalam infrastruktur backbone Palapa Ring, dipotong orang tak bertanggung jawab di tiga lokasi yakni di perairan Batam, Cirebon, dan Laut Madura.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring, menyampaikan itu di sela-sela sambutannya dalam pembukaan e-Indonesia Initiatives (eII) Forum ke VII 2011, Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Institut Teknologi Bandung, Selasa (14/6/2011).
Namun, Menkominfo tidak merinci kapan peristiwa yang sangat memalukan dan merepotkan itu terjadi. Program Palapa Ring adalah upaya untuk meningkatkan jangkauan backbone serat optik di Indonesia.
Infrastruktur backbone di Indonesia masih belum merata, karena 65,2 persen dari total insfratruktur masih berada di wilayah Pulau Jawa. Sisanya 20,31 persen ada di Sumatera, dan Kalimantan 6,13 persen. Sementara wilayah Indonesia Timur (Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua) belum terjangkau.
Karena itu, pada 2010 Kemkominfo meningkatkan jangkauan backbone serat optik di wilayah tersebut. "Untuk menyambungnya, itu sulitnya minta ampun karena serat kaca. Prosesnya pun harus menggunakan mikroskop dan di bawah laut lagi," kata Menkominfo.
Direktur Enterprise dan Wholesale Telkom, Aref Yahya, menjelaskan, kabel laut serat optik itu kapasitasnya 10 GBS (giga byte per second-GBps). Satu giga byte kira-kira berkemampuan menyalurkan data pada satu juta satuan sambungan telepon.
Namun peristiwa yang terjadi pada ring utara itu tidak mengganggu saluran komunikasi, karena ada backup melalui sistem self healing di ring selatan.
Palapa Ring, lanjut Menkominfo Tifatul, merupakan proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang akan menjangkau 33 provinsi, 440 kota/kabupaten di Indonesia. Total panjang kabel laut mencapai 35.380 kilometer (km), ditambah dengan kabel daratan 21.807 km. Tahun 2008, pembangunan serat optik dimulai di kawasan Indonesia Timur sepanjang 10.000 km dengan biaya sekitar Rp 4 triliun.
Desa berdering
Sementara itu untuk program desa berdering, pada September 2010 sudah menjangkau 26.039 desa, Oktober 27.364 desa, November 29.510 desa dan Desember 31.800 desa.
Program universal service obligation (USO) ini sepenuhnya dilakukan oleh sejumlah penyelenggara telekomunikasi yang telah dinyatakan sebagai pemenang tender terbuka, obyektif, dan transparan.
Program USO (kewajiban pemerintah untuk kemudahan akses informasi rakyat sesuai pasal 28 F UU 1945), sangat bermanfaat bagi pembangunan nasional.
Dengan program ini memungkinkan adanya ketersediaan dan keterhubungan akses telekomunikasi berbasis suara (voice), maupun internet. Ketersediaan fasilitas dan akses telekomunikasi di seluruh daerah, akan berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi, investasi dan perdagangan.
Kemkominfo juga terus mengembangkan pola penggunaan USO, agar selain untuk pembangunan infrastruktur di daerah pedesaan, juga dapat dimanfaatkan sebagai information and communication technology (ICT) fund untuk pembangunan backbone guna mendukung pengembangan broadband (pita lebar).
"Berbagai aplikasi dan konten untuk masyarakat juga diharapkan didukung pendanannya. Penyediaan fasilitas dan akses telekomunikasi juga akan berkontribusi bagi program E-Government, E-Education, E-Heath, dan berbagai layanan publik lainnya," tambah Tifatul.
Konferensi yang berlangsung 14-15 Juni ini bertemakan membangun eskosistem broadband dan merancang komputasi awan Indonesia.
Rektor ITB Prof Ahmaloka dan ketua panitia Prof Suhono Harso Supangkat, menyatakan, pengembangan broadband tidak bisa dipisahkan dengan ekosistem yang ada di masyarakat. Ini termasuk masalah kebutuhan, pendidikan, kemampuan daya beli/sewa. Termasuk juga pemberdayaan baik untuk masyarakat desa, pinggiran, maupun perkotaan.
Komputasi awan atau disebut juga cloud computing menawarkan efisiensi dalam pemanfaatan bersama infrastruktur teknologi infomasi dan komunikasi (TIK). Keandalannya yang baik, utilisasi yang tinggi dalam ketersediaan sumber daya secara dinamis yang diwujudkan dengan penggunaan data centre bersama yang bertebaran melalui internet.
sumber : kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar