Berita tentang rencana Google untuk membuka kantor di Indonesia sudah muncul sejak beberapa hari yang lalu dan sudah banyak perbincangan tentang bagaimana rencana ini akan bermanfaat bagi Google, tetapi saya melihat banyak argumen yang muncul pada sejumlah blog, artikel berita dan Twitter menunjukkan kesalahpahaman manfaat akan rencana ini.
Kebanyakan pendapat menyoroti pada argumen bahwa Google sebagai sebuah perusahaan nantinya akan lebih mudah diakses oleh masyarakat Indonesia, dan akan mampu melakukan interaksi yang lebih langsung dengan pengguna di Indonesia dan bisa memahami pasar jauh lebih baik. Belum lagi, 230 juta penduduk Indonesia, merupakan yang terbesar kelima di dunia, dan dengan hanya sekitar 40 juta pengguna internet, itu adalah pasar yang tidak dapat diabaikan.
Argumen umum
Suatu fakta yang sering disebutkan adalah bagaimana Indonesia, yang terkenal produktif dalam situs jejaring sosial, seolah-olah itu menjadi faktor utama dalam membangun kehadiran lokal.
Banyak dari mereka yang mengutip jumlah pengguna Facebook, kegiatan Twitter, dan frekuensiblogging tampaknya lupa bahwa mendirikan kantor lokal atau menggelontorkan kesepakatan investasi bergantung pada lebih dari sekedar hitungan populasi sederhana.
Selain itu, sebagian besar argumen yang diajukan lebih menyoroti ke arah keunggulan bagi Indonesia dari kehadiran Google (atau perusahaan internet besar lainnya) dibandingkan dengan melihat dari sudut pandang Google.
Sebuah Sudut Pandang yang Berbeda
Tentu saja, dengan memiliki kantor di Indonesia akan memudahkan perusahaan untuk mengenal lebih dekat pasar yang ada.
Namun, meski memiliki puluhan juta orang yang terhubung dengan internet, mayoritas orang Indonesia masih belum sepenuhnya sadar akan apa internet itu. Sebagian besar melihat internet sebagai pasar alternatif dan cara murah untuk berhubungan dengan orang lain. Bahkan istilah lokal untuk “online”adalah untuk “bermain di internet”
Dengan kesadaran internet masih relatif rendah ini, sebenarnya ini saat yang tepat untuk memasuki pasar tetapi tidak untuk alasan yang dikemukakan oleh banyak para pendukung ide masuknya perusahaan global di Indonesia.
Hadir di Indonesia sekarang berarti mampu secara langsung mengidentifikasi perilaku online orang Indonesia dengan lebih dekat dan dalam kasus tertentu, mempengaruhi bagaimana pendekatan bisnis juga penggunaan internet.
Batu sandungan
Sayangnya ada beberapa masalah yang dihadapi setiap perusahaan internasional yang ingin membangun kehadiran lokal. Kemarin Kompas memberi gambaran akan masalah yang harus dipertimbangkan oleh Google sebelum melakukan investasi di Indonesia, beberapa hal yang ada hampir sama dengan yang dihadapi oleh Research In Motion (RIM).
Google menyediakan layanan internet dan menurut rencana peraturan pemerintah tentang internet dan layanan elektronik (RPP ITE 2008), organisasi yang menyediakan layanan data harus mendirikan pusat data di Indonesia.
Permasalahan ini juga dihadapi RIM. RIM sekarang telah memiliki kantor lokal, namun persoalannya adalah bolehkah pemerintah kita memiliki akses langsung atas data yang dilayani dari dan ke server. Hal ini memunculkan isu privasi pelanggan dan keamanan jika tidak diatur secara benar. Atas masalah ini, perusahaan asal Kanada ini masih belum memiliki pusat data lokal.
Sayangnya peraturan tersebut walaupun telah diperdebatkan selama beberapa tahun, masih belum lulus dan belum jelas juga kapan rencana peraturan ini akan diluluskan.
Ada juga peraturan tentang iklan online yang sayangnya tidak dijelaskan lebih lanjut di artikel Kompas tersebut
Gita Wiryawan, kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal berkata -tanpa detail lebih lanjut- bahwa proposal investasi Google sebenarnya “sangat signifikan, bahkan lebih besar dari apa yang mereka investasikan di Thailand, Singapura, dan Malaysia.”
Sumber : dailysocial.net
0 komentar:
Posting Komentar